Rabu, 17 April 2013

Tasku bukan urusanmu !

Pernahkah anda berfikir untuk memahami apa apa yang telah mendatangkan manfaat buat diri anda ? baik dari hal kecil sampai ke hal yang begitu komplex sekalipun, banyak hal disekitar kita yag menjadi korban masa bodoh kita, acuh tak acuh , dan itu telah mengakar kuat dikepala kita. baiklah, mari kita mulai segala sesuatunya dari kata benda yang bernama tas.
" TAS Menurut Wikipedia indonesia adalah wadah tertutup yang dapat dibawa berpergian , materi untuk membuat tas antara lain kertas, plastik, kulit, kain dll".
simple dan sederhana penjelasaannya. tidak perlu ilmu tafsir kata alias  untuk memahaminya. wajar karena defenisi itu memandang tas sebagai objek fungsional. tapi wikipedia akan bingung saat mendeskripsikan tas sebagai objek seni ,  gengsi dan personal statment karena kompleksitasnya yang luas

Tas dengan segala eksistensinya tidak hanya memberi manfaat fungsional tapi juga menjadi simbol, pesan non verbal bahkan penyempurna busana dan tentunya menegaskan status sosial orang yang memakainya. memberikan sentuhan akhir dari kesempurnaan penampilan. benda ini bagian penting dari budaya populer masyarakat metropolis nan modis. sebagian wanita terkadang merasa "telanjang" kalau keluar rumah tanpa membawa tas. menjadikannya bayangan kedua yang terus mengikutinya. apa jadinya wanita tanpa tas ? disaat sense of fashion para cosmopolitan menggeliat saat itu pula tas menjelma menjadi benda mati yang berkelamin. tiap garis dan lekukannya seakan memperkuat identitasnya. benda ini dengan beribu bahkan berjuta wajahnya selalu menjadi objek liar dibenak dan kepala wanita. bebas sekali dia mempersuasi anda dari satu musim ke musim yang lain. apalagi jikalau anda orang yang terjebak pada fanatisme merek.disinilah terkadang logika kita tak berbanding lurus dengan fanatisme itu. Fanatisme berbiaya mahal bukanlah masalah, walau sorotan tajam mata suami mulai mengancam. fungsional berganti rupa menjadi gengsional ( gk ada ya dalam kamus ). inilah fakta yang terkadang sulit dihindari bagi sebagian wanita

Tanpa disadari aku telah terjebak dalam sensasi itu. pada awalnya sulit menerima apalagi mengurai angka angka fantastis dibalik label tas tersebut. seberapa pantas nilai itu tertera disana ? ada apa dengan wanita ? ada apa dengan tas itu ? Pertanyaan yang menggelitik dari seorang yang shock buta akan dunia barunya. nalarku kesasar tak menemukan jawaban yang benar. tapi ternyata jawabannya ada diotak kananku. setelah otak kiriku tepar uring uringan mencari penjelasan logis. otak kananku mulai bekerja sesuai kodratnya. memahami setiap lekuknya yang terkadang linier maupun zigzag , meraba teksturnya, mengukur keseimbangannya. melihat sensasi warna dan lebih dari itu adalah memahami konsep dan pesan tersirat dari wujudnya. terlalu berlebihan jika aku katakan tas itu memiliki jiwa dan bersuara, tapi kenyataannya kita terkadang tak dapat hanya berdiam saja saat keindahaan itu menohok mata kita sedikit rasa kekaguman akan terbesit walau hanya dibenak saja. itulah yang dimaksud tas itu seperti berbicara. semakin jauh terseret ke dunia ini semakin cepat lecet kartu kredit kita :).

Tapi kita harus setuju ini bukan sekedar tas , tapi media ekspresi dan sebuah ide yag lahir dari imajinasi para designer, bukan maksud hati memberhalakan benda. tapi ini sebuah seni yag melahirkan keindahan walau persepsi tentang keindahan itu memberi ruang subjektifitas bagi kita. tatkala kita bisa memahami nilai tinggi dari sebuah lukisan yang nota bene hanya pajangan diruang tertutup dan nyaris tak mendatangkan manfaat fungsional, kenapa pula kita tak dapat memberikan apresiasi yang sama terhadap tas yang selama ini meringankan beban kita. lebih tepatnya apresiasi buat man behind the bag alias para perancang dengan segala totalitasnya membuat dunia baru dikepala dan hati kita. benda ini selalu disesuaikan dengan apa yg kita pakai, tak cukup disitu benda ini juga melek waktu . melek tempat melek benda, bahkan melek profesi. apa jadinya jikalau doctor bag dipakai oleh seorang backpacker ?

Jauh sebelum abad renaissant di benua biru, tas sudah menjadi warisan budaya masyarakat mesir kuno. dibeberapa literatur mengatakan masyarakat mesir kuno telah menggunakan benda ini di abad 14. lebih dari sekedar tas secara fungsional tetapi juga sebagai sabuk yang erat melilit pinggang mereka. kemudian revolusi industri terjadi dan semakin pesatnya kemajuan dunia transportasi mendukung masyarakat eropah untuk melakukan perjalanan jauh. trend barupun muncul , tas dengan ukuran lebih besar menjadi kebutuhan, berbahan kulit dipakai menyilang. disaat dunia malam semakin gemerlap dengan pesta pesta kaum socialite disaat itu pula ide baru lahir kembali .munculah evening bag. dan begitu seterusnya dimana setiap kecenderungan akan selalu melahirkan fenomena trend baru walau terkadang selalu berkutat pada konsep daur ulang dengan penambahan beberapa sentuhan.

Sensitifitas para designer sangat mempengaruhi arah trend itu sendiri. ikon ikon rumah mode CHANEL , PRADA , HERMES, CHANEL ,MARC JACOBS dll melihat wanita sebagai mulut yang sedang menganga lebar dan siap melahap apapun yang disodorkan. jutaan dollar diinvestasikan hanya untuk memuaskan hasrat wanita yang dimabuk gaya . tentu tidak ada yang salah dari itu. karena mutu dan harga selalu akur dan jarang sekali menipu. kepuasan adalah segalanya.
.dan ini pertanyaan sekaligus jawaban yang acceptable.dan kita sebagai penikmat hanya bisa menunggu sebuah masterpiece yang harganya agak sadis .

by highcall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar